Marna Scout

Marna Scout
Kak Marna

Senin, 04 April 2016

SEJARAH PRAMUKA

Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).[1] Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926. Pendirian gerakan ini pada tanggal 14 Agustus 1961 sedikit-banyak diilhami oleh Komsomol di Uni Soviet.
Organisasi Kepanduan Indonesia di seputaran tahun 1920-an.
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai "saham" besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepanduan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.
Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandsche Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.
Kenyataan bahwa kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hizbul Wathan" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).
PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernapas utama kebangsaan maupun bernapas agama. kepanduan yang bernapas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernapas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).
Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya. Karena Pramuka merupakan suatu organisasi yang menjunjung tinggi nilai persatuan. Oleh karena itulah bangsa Jepang tidak mengizinkan Pramuka di Indonesia.
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepanduan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.
Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepanduan menga-dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepanduan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepanduan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepanduan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powell (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

SEJARAH GERAKAN PRAMUKA PASCA PROKLAMASI

Akhir September 1945 di Gd. Balai Mataram Yogya, berkumpul beberapa Pemimpin Pandu: KBI, HW, SIAP, NATPIJ, TRI DARMA KAKI (Kepanduan Asas Katholik Indonesia) dan PK (Pandu Kesultanan). Memutuska Membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indo. Anjurkan bentuk satu org. pandu sel. Indo Bentuk Panja Percepat konggres Kesatuan Pepanduan Indo Diperkuat 3 tokoh KBI: Dr. Soetarman Soebagio Koernia (dari Jakarta) Mereka membawa amanat KH Dewantara (Menteri PPK), menganjurkan agar bekas pemimpin kepanduan Indonesia Menghidupkan Gerakan kepanduan kembali Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia Yang hadir mantan-mantan Pemimpin Kepanduan: KBI, SIAP, HW, NATIPIJ, JPO, KAKI, Taruna Kembang, Tri Darma, Al Wathoni, Hizbul Islam, Sinar Pandu Kita, Kepanduan Rakyat Indonesia, Pandu Kesultanan, Pandu Indonesia, Pandu Pasundan yang semuanya berjumlah 300 orang 28 Desember 1945 SUARA BULAT MEMBENTUK ORGANISASI KESATUAN KEPANDUAN DENGAN NAMA: “PANDU RAKYAT INDONESIA” Didasarkan atas: PANCASILA MENURUT RUMUSAN Ketuhanan Yang Maha Esa Perkemanusiaan Kebangsaan Demokrasi/Kedaulatan Rakyat Indonesia Keadilan Sosial KONGGRES PANDU RAKYAT KE- 1 DI SURAKARTA SETUJU MENJADI ANGGOTA BIRO KEPANDUAN INTERNASIONAL DI LONDON MUNCUL KEBIASAAN LAMA ORMAS DAN PARPOL MEMBENTUK KADER-KADERNYA LEWAT ORMAS DAN ORPOLNYA MUHAMMADIYAH – HW; NU – PANDU ANSOR; PARINDRA – PANDU SURYAWIRAWAN; KATHOLIK – PANDU KATHOLIK; KRISTEN – PANDU KRISTEN; PNI – KBI PANDU RAKYAT BUKAN LAGI SATU-SATUNYA ORG. KEPANDUAN DI INDONESIA MAKA KEPMEN PP dan K No: 93 Tgl: 1 Feb. 1947 dicabut diganti Nomor: 1344 6 September 1951 16 September 1951 SEPULUH HARI KEMUDIAN: WAKIL-WAKIL PANDU RAKYAT INDONESIA, HW, AL-IRSYAD, PANDU ISLAM INDONESIA, KEPANDUAN ANGKATAN MUSLIM INDONESIA, PANDU KAHOLIK, PEKERTI (PERSERIKATAN KEPANDUAN TIONGHOA) DAN PERSERIKATAN PANDU-PANDU INDONESIA KONFERENSI MEMBENTUK IPINDO (DIAKUI SBG ANGGOTA WOSM) 12 Maret 1952 Kepmen PP & K No: 8977/Kab. Ipindo sah sebagai: BADAN FEDERASI KEPANDUAN 1954 PANDU PUTERI Sept. 1954 berdiri 2 Federasi Kepanduan Puteri Indonesia: PERSATUAN KEPANDUAN PUTERI INDONESIA Anggotanya dari: - Pandu Rakyat Indonesia – Ibu Clementine Arifin Tenyang - Pandu Islam Indonesia – Ibu Hanoum Mohammad. - Pandu Kristen Indonesia – Ibu Siti Rachmah PERSAUDARAAN ORGANISASI PANDU PUTERI INDONESIA Anggotanya dari: - Pandu Katholik – Ibu Kwari Pandu KBI – Ibu HS Sutarman (Ket. Poppindo) Perserikatan Pandu Pandu Puteri (P4) -- Padvinders Gilde – Ibu Van Pamelen Persatuan Kepanduan Tionghoa Puteri – Ibu Kwee FEB. 1958 LADY B.P KE INDONESIA Disambut: POPPINDO & PKPI Catatan: Ada 3 Pandu Pi yg blm masuk Fed Kepanduan Rakyat Indonesia Kepanduan Anak Marhaen Pandu Surya Wirawan SEMINAR DI TUGU BOGOR 21 – 24 Jan. 1957 PANDU AGUNG SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX ANGGOTA IPINDO P Rakyat Indo; P Islam Indo; P Al Washiah; P Anshor, SIAP, HW, P Kristen Indo; P Katholik; Kep. Surya Wiraw DI LUAR IPINDO Kep. Bhayangkara; Kep. Putra Indonesia; Pandu Indonesia; Kep. Mojopahit Pandu Puteri Indonesia Dari: PKPI --- P Islam In; P Kristen In; Pandu Rakyat In. Dari POPPINDO --- KBL; PPPP (Perserikatan Pandu2 Puteri; Pekertip (Persatuan Pandu Tionghoa Puteri); P Katholik Dihadiri Pejabat Pres. Ir. H. Djuanda & Menteri PP & K Suasana Dekrit masih menyelimuti Sebutan Pandu Agung ditiadakan Memberi kesempatan kpd semua pandu masuk IPINDO Mengesahkan AD & ART baru 19 MEI 1960, IPINDO, POPPINDO, PKPI DI BAWAH SATU PIMPINAN PERTEMUAN KE 3: 26 – 28 MEI 1960 IPINDO DINYATAKAN DEMISIONER, PARA PETUGASNYA MENYERAHKAN KPD PANDU2 IPINDO, POPPINDO, PKPI lebur menjadi federasi baru – PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Pimp. Harian PERKINDO dipegang Bapak Pandu (Sri Sultan HB IX) Bapak Pandu melantik anggota2 Dewan Kepanduan Nasional yg tdr dr wakil2 org. yg tergabung dlm PERKINDO Menerima KPI menjadi anggota PERKINDO PERTEMUAN KE 4: 5 JULI 1960 Bapak Pandu melantik DKN (Dewan Kepanduan Nasional) Kepanduan Bhayangkara diterima sbg anggota PERKINDO IPINDO, POPPINDO, PKPI ATAS KEPERCAYAAN PRESIDEN BERUSAHA MEMPERSATUAKAN SELURUH POTENSI KEPANDUAN YG ADA, WALAUPUN BELUM BERHASIL. SIDANG MPRS: 19 NOV - 3 Des 1960 Dasar pend. Kepanduan Pancasila Perlu diadakan penertiban dalam sistem kepanduan Pend kepanduan dintensifkan Menyetujui rancana pemerintah mendirikan PRAMUKA Kepanduan dibebaskan dari sisa-sisa Baden Powellisme GAGASAN BUNG KARNO DI DESA SEMANGGI 1959 MENDIRIKAN GERAKAN PRAMUKA Kesetiaanku terhadap organisasi akan kuhentikan, apabila kesetiaanku terhadap negara memanggil Menjelang 9 Maret 1961 Sri Sultan HB ke IX dan Brigjen TNI Azis Saleh, melaporkan bahwa 60 organisasi kepanduan dan tokoh-tokoh pandu Indonesia setuju untuk dipersatukan 9 MARET 1961 (HARI TUNAS) PUKUL 22.00 Tokoh pandu dikumpulkan di Istana Negara Bung Karno pidato tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam pendidikan. Membubarkan organisasi kepanduan untuk lebur menjadi Gerakan Pramuka Dibentuk 4 org panitia: SHB IX, Menteri PP&K Dr. PrIyono; Menteri Azis Saleh, Menteri Ahmadi. 9 Maret dijadikan sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA KEPRES NO: 109 TAHUN 1961 30 Maret 1961 Mencabut ketentuan & perijinan mengenai organisasi kepanduan di Indonesia. Melebur semua organisasi kepanduan menjadi Gerakan Pramuka Melarang semua gerakan yang bersifat kepanduan dan segala kegiatannya. - GP dibentuk dari tk Nas s.d cabang-cabang Pokok-pokok Pidato Presiden 9 Maret 1961 Pengalaman yang kurang berkenan di hati ttg kehidupan org. kepanduan selama 15 tahun Jumlah Pramuka hanya 0,5 juta, padahal idealnya bisa 20 juta. Kepanduan harus diperbaharui disesuaikan dengan pertumbuhan dan harapan bangsa serta Ampera Konsepsi persatuan sebagai dasar peleburan organisasi kepanduan Membentuk 4 orang panitia Tanggal 30 Juli 1961 hari ikrar GP Semua organisasi kepanduan berkumpul di Istora Senayan, dengan membawa bendera organisasinya masing-masing, mereka dengan ikhlas meleburkan diri di dalam Gerakan Pramuka. Seluruh bendera disimpan di museum. Tanggal 30 Juli kemudian disebut: “HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA” REALISASI – KEPPRES No 447 1961, jumlah Mapinas = 70 orang Majelis Pimpinan Nasional = 45 orang Kwarnas = 17 orang Kwarnari = 8 orang Mapinas Dr. Ir. Soekarno --- Ketua Sri Sultan HB IX --- Waka I Brigjen TNI dr. Azis Saleh, Menteri Pertanian – Waka II 67 Orang sebagai anggota Kwarnas Sri Sultan HB IX --- Ketua Brigjen TNI dr. Azis Saleh, Menteri Pertanian – Waka 15 Orang Andalan Nasional KEPPRES 448 TH. 1961 Penganugerahan Panji kepada GP: Menentukan sebuah panji GP dan Menganugerah-kan kpd GP. PESAN PRESIDEN SOEKARNO SEWAKTU MENYERAHKAN PANJI Dengan disertai kesadaran dan kesungguhan kita semua, ita yakin dapat menunaikan pesan Bung Karno tanggal 14 Agustus 1961, ketika menyerahkan panji-panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan HB IX, “Berusahalah sehebat-hebatnya untuk mengembangkan, dan meluaskan Gerakan kita. Sampai pada suatu ketika SETIAP ANAK DAN PEMUDA SERTA PEMUDI KITA, BAIK MAHASISWA YANG DI KOTA MAUPUN YANG MENGGEMBALA KERBAU DI DESA, dengan rasa bangga dan terhormat dapat menyatakan “AKU PRAMUKA INDONESIA”. Majelis Pimpinan Nasional = 45 orang Kwarnas = 17 orang Kwarnari = 8 orang REALISASI – KEPPRES No 447 1961, jumlah Mapinas = 70 orang Mapinas Dr. Ir. Soekarno --- Ketua Sri Sultan HB IX --- Waka I Brigjen TNI dr. Azis Saleh, Menteri Pertanian – Waka II 67 Orang sebagai anggota Kwarnas Sri Sultan HB IX --- Ketua Brigjen TNI dr. Azis Saleh, Menteri Pertanian – Waka 15 Orang Andalan Nasional 14 AGUSTUS 1961 Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada Rakyat Indonesia, apel besar diikuti 10.000 anak dan pemuda di Jakarta, dan di tempat-tempat lain juga diselenggarakan. Presiden melantik MAPINAS, KWARNAS DAN KWARNARI Penganugerahan tanda penghargaan dan kehormatan berupa PANJI GERAKAN KEPANDUAN NASIONAL INDONESIA, kepada Gerakan Pramuka untuk dijunjung tinggi dan dipertahankan kemuliaannya. 14 AGUSTUS disebut HARI PRAMUKA Terima kasih

LAMBANG PRAMUKA



Lambang Pramuka mempunyai beberapa arti kiasan diantaranya :

Satu : Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti : penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia

Dua : Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.

Tiga : Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambing itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

Empat : Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

Lima : Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunyai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

Enam : Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Siaga

    Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan pada masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia mensiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan ditandai berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.

   Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung dan satuan-satuan dari beberapa barung disebut Perindukan. Setiap Barung beranggotakan 5-10 orang Pramuka Siaga dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Barung yang dipilih oleh anggota Barung itu sendiri. Masing-masing Pemimpin Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung.
Dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:
  1. Mula
  2. Bantu
  3. Tata
   Setiap anggota Barung yang telah menyelesaikan SKU ( Syarat Kecakapan Umum ) berhak mengenakan TKU ( Tanda Kecakapan Umum ) sesuai tingkatannya  yang dikenakan pada lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung berwarna dasar hijau. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur atau disebut Mancung yakni bunga pohon kelapa yang baru tumbuh
Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga, terdiri atas :
1.  Janji yang disebut Dwisatya, selengkapnya berbunyi:
     Dwisatya
     Demi kehormatanku aku berjanji akan bersunguh-sungguh:
  • Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga.
  • Setiap hari berbuat kebaikan.
2.  Ketentuan moral yang disebut Dwidarma, selengkapnya berbunyi:
      Dwidarma
  • Siaga itu patuh pada ayah dan ibunya.
  • Siaga itu berani dan tidak putus asa.

Sabtu, 02 April 2016

Materi Pramuka Penggalang


Materi pramuka penggalang ini adalah berbagai materi seputar pramuka dan kepramukaan yang terkait dengan pramuka penggalang. Secara garis besar, materi tentang pramuka dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori seperti pengetahuan umum kepramukaan, teknik kepramukaan atau scouting skill, penunjang kecakapan umum dan khusus, dan materi-materi lainnya.

Untuk memudahkan klasifikasi, dalam artikel ini, kumpulan materi pramuka penggalang secara lengkap akan penulis bagi dalam lima kelompok. Kelima kelompok tersebut meliputi meteri tentang penggalang (kepenggalangan), materi pengetahuan umum kepramukaan, materi teknik kepramukaan (scouting skill), materi penunjang SKU pramuka penggalang, dan materi tambahan lainnya.

Mengingat banyak dan luasnya materi, dalam artikel ini hanya akan dituliskan judul-judulnya saja. Dengan pemberian link (tautan) menuju artikel seutuhnya. Untuk membaca materi secara detail, sila klik masing-masing judul.

1. Materi Kepenggalangan (Seputar Penggalang)

Materi kepenggalangan memuat tentang berbagai hal dasar yang terkait dengan pramuka penggalang. Materi ini meliputi :
  1. Mengenal Pramuka Penggalang
  2. Pasukan Penggalang
  3. Dewan Penggalang
  4. Dewan Kehormatan

2. Materi Pengetahuan Umum Kepramukaan untuk Penggalang

Materi Pengetahuan Umum Kepramukaan adalah materi yang secara umum harus diketahui oleh pramuka, yang meliputi :
  1. Mengenal Pramuka Gerakan Pramuka dan Kepramukaan
    1. Tugas Pokok, Tujuan, dan Fungsi Gerakan Pramuka
  2. Sejarah Singkat Kepramukaan di Dunia
    1. Sejarah Baden Powell Bapak Pramuka Sedunia
    2. Mengenal WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia)
  3. Sejarah Singkat Kepramukaan di Indonesia
    1. Daftar Ketua Kwarnas dari Tahun ke Tahun
  4. Anggota Gerakan Pramuka
  5. Kode Kehormatan Pramuka
  6. Dasadarma (Dasa Darma Pramuka)
  7. Lambang Gerakan Pramuka
  8. Moto (Motto) Gerakan Pramuka
  9. Salam Pramuka; Arti, Macam dan Penggunaan
  10. Struktur Organisasi Gerakan Pramuka
  11. Gugusdepan Gerakan Pramuka
    1. Struktur Organisasi Gugusdepan dan Penjelasannya
    2. Tanda Pengenal Gugusdepan (Gudep)
  12. Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka
    1. Tanda Umum dalam Gerakan Pramuka
    2. Arti Tanda Kecakapan Umum Penggalang
    3. Pemasangan Atribut (Tanda Pengenal) Pramuka Penggalang
    4. Arti Kiasan Tanda Pelantikan Gerakan Pramuka
    5. Tanda Penghargaan Kegiatan Tiska dan Tigor
  13. Jenis-Jenis Pertemuan Pramuka
    1. Jenis Perkemahan Pramuka
  14. Mengenal Pramuka Garuda
  15. Daftar Satuan Karya Pramuka (Saka) Tingkat Nasional
  16. Tongkat Pramuka, Ukuran, Warna, dan Penggunaan
  17. SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan Khusus)
    1. 13 SKK Wajib dalam Pramuka
    2. Tetampan TKK, Ketentuan dan Tata Cara Pemakaian
  18. Sistem Among dalam Kepramukaan
  19. Kiasan Dasar Gerakan Pramuka
 3. Teknik Kepramukaan (Scouting Skill)
Materi teknik kepramukaan adalah materi-materi yang berupa keterampilan dasar yang menjadi bagian dari sistem pendidikan kepramukaan, meliputi :
  1. Simpul
    1. Simpul Hidup
    2. Simpul Mati (Reef Knot)
    3. Simpul Anyam (Sheet Bend)
    4. Simpul Anyam Berganda (Double Sheet Bend)
    5. Simpul Jangkar (Cow Hitch)
    6. Simpul Pangkal (Clove Hitch)
    7. Simpul Tambat (Timber Hitch)
    8. Simpul Tiang (Bowline Knot)
    9. Simpul Nelayan Kembar Inggris (Fisherman's Knot)
  2. Ikatan dalam Tali Temali
    1. Model Pionering Menara Pandang
    2. Model Pionering Jembatan
  3. Cara Membuat Dragbar Usungan (Tandu Darurat) Pramuka
  4. Sandi
    1. Sandi AND
    2. Sandi Rumput
    3. Sandi Kotak
    4. Sandi Angka
    5. Sandi Turba atau Turun
    6. Sandi Kimia
    7. Sandi AN
    8. Sandi Katak
    9. Sandi Arab
    10. Sandi Koordinat
    11. Sandi Jam
  5. Jenis Pasak Tenda dan Cara Memasangnya
  6. Menaksir Tinggi Dengan Perbandingan Segitiga
  7. Menaksir Lebar Dengan Perbandingan Segitiga
  8. Menaksir Kecepatan Arus Air Sungai
  9. Cara Cepat Membaca Morse
  10. Semaphore Cara Mudah Cepat
  11. 16 Arah Mata Angin dan Kompas
  12. Jenis, Bagian, dan Fungsi Kompas
  13. Peta Lapangan
  14. Panorama (Sketsa Pemandangan)
  15. Peta Pita
  16. Tanda Medan untuk Mapping dalam Kepramukaan
  17. Baris Berbaris
    1. Tata Cara Baris Berbaris Pramuka
    2. PBB : Cara Meninggalkan Barisan
    3. Tata Taca Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris
  18. PPPK
 4. Materi Penunjang SKU Pramuka Penggalang
Materi penunjang SKU adalah materi-materi yang tidak termuat dalam tiga kelompok sebelumnya, namun terdapat dalam syarat kecakapan umum yang harus dicapai oleh pramuka penggalang. Materi ini diantaranya adalah :
  1. Syarat Kecakapan Umum Pramuka Penggalang
    1. Panduan Materi SKU Pramuka Penggalang Ramu
    2. Panduan Materi SKU Penggalang Rakit
    3. Panduan Materi SKU Penggalang Terap
  2. Lambang dan Ikon Agama di Indonesia
  3. Sebutan Nama Pemimpin Agama di Indonesia
  4. Mandi Wajib, Penyebab dan Cara
  5. Hari Besar Agama Libur Keagamaan
  6. Alat Komunikasi Tradisional dan Modern
  7. Manfaat Penghijauan
  8. Teknik Penjernihan dan Penyaringan Air
  9. Memilah dan Mengolah Sampah
  10. Penggunaan Lambang Negara Garuda Pancasila
  11. Peraturan Penggunaan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
  12. Sejarah Bendera Merah Putih
  13. Hak Perlindungan Anak
  14. Emosi
  15. Menyampaikan Pendapat
 5. Materi Tambahan Lainnya
  1. Contoh Proposal Kegiatan Kemah Pramuka Penggalang
  2. Kumpulan Lagu Wajib Nasional Indonsia
  3. Kumpulan Lagu Pramuka Legendaris
  4. Kumpulan Yel Pramuka
Daftar materi pramuka penggalang di atas belum lengkap. Kedepan kumpulan materi ini akan diupdate sehingga menjadi daftar yang lengkap.

MORSE



Morse sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan sebuah cara agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara tersebut ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi Internasional.
Semboyan morse dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1. Suara, yaitu dengan menggunakan peluit
2. Sinar yaitu dengan menggunakan senter
3. Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-)
4. Bendera yaitu dengan bendera morse.
Berikut ini adalah kode morse yang telah disepakati bersama
.



















trik menghafal Morse
adang kita kesulitan menghapal atau mengingat kembali isyarat morse, padahal besok mau ikut lomba Galang apalagi jarang berlatih secara periodic. Berikut ini tips menghapal morse dengan cepat. Lihat gambar di bawah ini :
 
Petunjuk Penggunaan :
1. Gambar di atas terbagi menjadi dua bagian, kanan, dan kiri.
2. Cara membacanya dari atas ke bawah.
3. Blok putih menunjukkan kode titik ( . ) dan blok hitam kode strip ( - ).
4. Contoh sebelah kiri: Jika isyarat menunjukan satu kali putih sama dengan satu kali titik artinyahuruf E.
Contoh lain : ( dibaca dari atas, ya ) putih-putih-putih-putih artinya 4 titik ( …. )
Berarti huruf H.
Contoh lagi : hitam-hitam-putih artinya 2 strip 1 titik ( - – . )berarti huruf G
5. Ingat blok sebelah kiri selalu diawali dengan blok Titik ( Putih ) dan blok kanan selalu diawali dengan blok strip ( Hitam ).