Akhir September 1945 di Gd. Balai Mataram Yogya, berkumpul beberapa
Pemimpin Pandu: KBI, HW, SIAP, NATPIJ, TRI DARMA KAKI (Kepanduan Asas
Katholik Indonesia) dan PK (Pandu Kesultanan). Memutuska Membentuk
Panitia Kesatuan Kepanduan Indo. Anjurkan bentuk satu org. pandu sel.
Indo Bentuk Panja Percepat konggres Kesatuan Pepanduan Indo Diperkuat
3 tokoh KBI: Dr. Soetarman Soebagio Koernia (dari Jakarta) Mereka
membawa amanat KH Dewantara (Menteri PPK), menganjurkan agar bekas
pemimpin kepanduan Indonesia Menghidupkan Gerakan kepanduan kembali
Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia Yang hadir mantan-mantan
Pemimpin Kepanduan: KBI, SIAP, HW, NATIPIJ, JPO, KAKI, Taruna Kembang,
Tri Darma, Al Wathoni, Hizbul Islam, Sinar Pandu Kita, Kepanduan
Rakyat Indonesia, Pandu Kesultanan, Pandu Indonesia, Pandu Pasundan
yang semuanya berjumlah 300 orang 28 Desember 1945 SUARA BULAT
MEMBENTUK ORGANISASI KESATUAN KEPANDUAN DENGAN NAMA: “PANDU RAKYAT
INDONESIA” Didasarkan atas: PANCASILA MENURUT RUMUSAN Ketuhanan Yang
Maha Esa Perkemanusiaan Kebangsaan Demokrasi/Kedaulatan Rakyat
Indonesia Keadilan Sosial KONGGRES PANDU RAKYAT KE- 1 DI SURAKARTA
SETUJU MENJADI ANGGOTA BIRO KEPANDUAN INTERNASIONAL DI LONDON MUNCUL
KEBIASAAN LAMA ORMAS DAN PARPOL MEMBENTUK KADER-KADERNYA LEWAT ORMAS
DAN ORPOLNYA MUHAMMADIYAH – HW; NU – PANDU ANSOR; PARINDRA – PANDU
SURYAWIRAWAN; KATHOLIK – PANDU KATHOLIK; KRISTEN – PANDU KRISTEN; PNI –
KBI PANDU RAKYAT BUKAN LAGI SATU-SATUNYA ORG. KEPANDUAN DI INDONESIA
MAKA KEPMEN PP dan K No: 93 Tgl: 1 Feb. 1947 dicabut diganti Nomor:
1344 6 September 1951 16 September 1951 SEPULUH HARI KEMUDIAN:
WAKIL-WAKIL PANDU RAKYAT INDONESIA, HW, AL-IRSYAD, PANDU ISLAM
INDONESIA, KEPANDUAN ANGKATAN MUSLIM INDONESIA, PANDU KAHOLIK, PEKERTI
(PERSERIKATAN KEPANDUAN TIONGHOA) DAN PERSERIKATAN PANDU-PANDU
INDONESIA KONFERENSI MEMBENTUK IPINDO (DIAKUI SBG ANGGOTA WOSM) 12
Maret 1952 Kepmen PP & K No: 8977/Kab. Ipindo sah sebagai: BADAN
FEDERASI KEPANDUAN 1954 PANDU PUTERI Sept. 1954 berdiri 2 Federasi
Kepanduan Puteri Indonesia: PERSATUAN KEPANDUAN PUTERI INDONESIA
Anggotanya dari: - Pandu Rakyat Indonesia – Ibu Clementine Arifin
Tenyang - Pandu Islam Indonesia – Ibu Hanoum Mohammad. - Pandu
Kristen Indonesia – Ibu Siti Rachmah PERSAUDARAAN ORGANISASI PANDU
PUTERI INDONESIA Anggotanya dari: - Pandu Katholik – Ibu Kwari Pandu
KBI – Ibu HS Sutarman (Ket. Poppindo) Perserikatan Pandu Pandu Puteri
(P4) -- Padvinders Gilde – Ibu Van Pamelen Persatuan Kepanduan
Tionghoa Puteri – Ibu Kwee FEB. 1958 LADY B.P KE INDONESIA Disambut:
POPPINDO & PKPI Catatan: Ada 3 Pandu Pi yg blm masuk Fed Kepanduan
Rakyat Indonesia Kepanduan Anak Marhaen Pandu Surya Wirawan SEMINAR
DI TUGU BOGOR 21 – 24 Jan. 1957 PANDU AGUNG SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO
IX ANGGOTA IPINDO P Rakyat Indo; P Islam Indo; P Al Washiah; P Anshor,
SIAP, HW, P Kristen Indo; P Katholik; Kep. Surya Wiraw DI LUAR IPINDO
Kep. Bhayangkara; Kep. Putra Indonesia; Pandu Indonesia; Kep. Mojopahit
Pandu Puteri Indonesia Dari: PKPI --- P Islam In; P Kristen In; Pandu
Rakyat In. Dari POPPINDO --- KBL; PPPP (Perserikatan Pandu2 Puteri;
Pekertip (Persatuan Pandu Tionghoa Puteri); P Katholik Dihadiri
Pejabat Pres. Ir. H. Djuanda & Menteri PP & K Suasana Dekrit
masih menyelimuti Sebutan Pandu Agung ditiadakan Memberi kesempatan kpd
semua pandu masuk IPINDO Mengesahkan AD & ART baru 19 MEI 1960,
IPINDO, POPPINDO, PKPI DI BAWAH SATU PIMPINAN PERTEMUAN KE 3: 26 – 28
MEI 1960 IPINDO DINYATAKAN DEMISIONER, PARA PETUGASNYA MENYERAHKAN KPD
PANDU2 IPINDO, POPPINDO, PKPI lebur menjadi federasi baru – PERKINDO
(Persatuan Kepanduan Indonesia). Pimp. Harian PERKINDO dipegang Bapak
Pandu (Sri Sultan HB IX) Bapak Pandu melantik anggota2 Dewan Kepanduan
Nasional yg tdr dr wakil2 org. yg tergabung dlm PERKINDO Menerima KPI
menjadi anggota PERKINDO PERTEMUAN KE 4: 5 JULI 1960 Bapak Pandu
melantik DKN (Dewan Kepanduan Nasional) Kepanduan Bhayangkara diterima
sbg anggota PERKINDO IPINDO, POPPINDO, PKPI ATAS KEPERCAYAAN PRESIDEN
BERUSAHA MEMPERSATUAKAN SELURUH POTENSI KEPANDUAN YG ADA, WALAUPUN
BELUM BERHASIL. SIDANG MPRS: 19 NOV - 3 Des 1960 Dasar pend. Kepanduan
Pancasila Perlu diadakan penertiban dalam sistem kepanduan Pend
kepanduan dintensifkan Menyetujui rancana pemerintah mendirikan
PRAMUKA Kepanduan dibebaskan dari sisa-sisa Baden Powellisme GAGASAN
BUNG KARNO DI DESA SEMANGGI 1959 MENDIRIKAN GERAKAN PRAMUKA Kesetiaanku
terhadap organisasi akan kuhentikan, apabila kesetiaanku terhadap
negara memanggil Menjelang 9 Maret 1961 Sri Sultan HB ke IX dan Brigjen
TNI Azis Saleh, melaporkan bahwa 60 organisasi kepanduan dan
tokoh-tokoh pandu Indonesia setuju untuk dipersatukan 9 MARET 1961
(HARI TUNAS) PUKUL 22.00 Tokoh pandu dikumpulkan di Istana Negara Bung
Karno pidato tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam
pendidikan. Membubarkan organisasi kepanduan untuk lebur menjadi
Gerakan Pramuka Dibentuk 4 org panitia: SHB IX, Menteri PP&K Dr.
PrIyono; Menteri Azis Saleh, Menteri Ahmadi. 9 Maret dijadikan sebagai
HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA KEPRES NO: 109 TAHUN 1961 30 Maret 1961
Mencabut ketentuan & perijinan mengenai organisasi kepanduan di
Indonesia. Melebur semua organisasi kepanduan menjadi Gerakan Pramuka
Melarang semua gerakan yang bersifat kepanduan dan segala kegiatannya.
- GP dibentuk dari tk Nas s.d cabang-cabang Pokok-pokok Pidato
Presiden 9 Maret 1961 Pengalaman yang kurang berkenan di hati ttg
kehidupan org. kepanduan selama 15 tahun Jumlah Pramuka hanya 0,5
juta, padahal idealnya bisa 20 juta. Kepanduan harus diperbaharui
disesuaikan dengan pertumbuhan dan harapan bangsa serta Ampera
Konsepsi persatuan sebagai dasar peleburan organisasi kepanduan
Membentuk 4 orang panitia Tanggal 30 Juli 1961 hari ikrar GP Semua
organisasi kepanduan berkumpul di Istora Senayan, dengan membawa
bendera organisasinya masing-masing, mereka dengan ikhlas meleburkan
diri di dalam Gerakan Pramuka. Seluruh bendera disimpan di museum.
Tanggal 30 Juli kemudian disebut: “HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA” REALISASI
– KEPPRES No 447 1961, jumlah Mapinas = 70 orang Majelis Pimpinan
Nasional = 45 orang Kwarnas = 17 orang Kwarnari = 8 orang Mapinas
Dr. Ir. Soekarno --- Ketua Sri Sultan HB IX --- Waka I Brigjen TNI
dr. Azis Saleh, Menteri Pertanian – Waka II 67 Orang sebagai anggota
Kwarnas Sri Sultan HB IX --- Ketua Brigjen TNI dr. Azis Saleh,
Menteri Pertanian – Waka 15 Orang Andalan Nasional KEPPRES 448 TH. 1961
Penganugerahan Panji kepada GP: Menentukan sebuah panji GP dan
Menganugerah-kan kpd GP. PESAN PRESIDEN SOEKARNO SEWAKTU MENYERAHKAN
PANJI Dengan disertai kesadaran dan kesungguhan kita semua, ita yakin
dapat menunaikan pesan Bung Karno tanggal 14 Agustus 1961, ketika
menyerahkan panji-panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan HB IX,
“Berusahalah sehebat-hebatnya untuk mengembangkan, dan meluaskan
Gerakan kita. Sampai pada suatu ketika SETIAP ANAK DAN PEMUDA SERTA
PEMUDI KITA, BAIK MAHASISWA YANG DI KOTA MAUPUN YANG MENGGEMBALA KERBAU
DI DESA, dengan rasa bangga dan terhormat dapat menyatakan “AKU
PRAMUKA INDONESIA”. Majelis Pimpinan Nasional = 45 orang Kwarnas = 17
orang Kwarnari = 8 orang REALISASI – KEPPRES No 447 1961, jumlah
Mapinas = 70 orang Mapinas Dr. Ir. Soekarno --- Ketua Sri Sultan HB IX
--- Waka I Brigjen TNI dr. Azis Saleh, Menteri Pertanian – Waka II
67 Orang sebagai anggota Kwarnas Sri Sultan HB IX --- Ketua Brigjen
TNI dr. Azis Saleh, Menteri Pertanian – Waka 15 Orang Andalan Nasional
14 AGUSTUS 1961 Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada Rakyat Indonesia,
apel besar diikuti 10.000 anak dan pemuda di Jakarta, dan di
tempat-tempat lain juga diselenggarakan. Presiden melantik MAPINAS,
KWARNAS DAN KWARNARI Penganugerahan tanda penghargaan dan kehormatan
berupa PANJI GERAKAN KEPANDUAN NASIONAL INDONESIA, kepada Gerakan
Pramuka untuk dijunjung tinggi dan dipertahankan kemuliaannya. 14
AGUSTUS disebut HARI PRAMUKA Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar